-->

Ads 720 x 90

Tradisi Padusan, Menyucikan Raga Menjelang Ramadan

Dalam hitungan hari kaum Muslim akan menjalankan ibadah menahan lapar dan dahaga dalam bulan suci Ramadan. Beberapa masyarakat pun menyambutnya dengan berbagai tradisi atau kebiasaan lain yang ada di daerahnya masing-masing.

Salah satunya adalah tradisi bernama Padusan. Padusan berasal dari kata dasar adus yang artinya adalah mandi. Tradisi ini biasanya dilakukan sehari menjelang bulan puasa oleh masyarakat Jawa.

Dahulunya masyarakat Jawa melakukan padusan di kolam yang memiliki tujuh mata air atau sumur yang diyakini memiliki kesucian air. Namun lokasi tradisi itu bergeser dengan hanya menggunakan kolam renang, pancuran, pemandian, bahkan pantai juga digunakan untuk padusan.

Budayawan Jawa Suwardi Endraswara menuturkan, padusan yang menggunakan tujuh mata air diyakini bisa membebas diri dari godaan setan, iblis maupun roh halus lainnya. Dari tradisi tersebut diharapkan masyarakat Jawa yang memahaminya bisa beribadah puasa dengan khusyuk.

"Kalau zaman dulu padusan dilakukan di tempat-tempat tertentu tapi sekarang kan bisa di tempat umum, silakan saja. Padusan merupakan simbolis yang intinya suci, bersih lahir dan batin," kata Suwardi saat berbincang dengan detikcom, Jumat (29/7/2011).

Suwardi menjelaskan padusan biasanya hanya dilakukan untuk badani saja sementara peralatan salat tidak ikut dicuci dalam tradisi tersebut. Namun beberapa orang meyakini peralatan salat seperti mukena, sarung maupun sajadah juga perlu dicuci.

"Kalau ada masyarakat yang juga mencuci peralatan salat mereka dalam padusan itu mencampurkan tradisi dengan agama Islam. Jadi menyucikan peralatan untuk ibadah. Tapi tetap harus dipastikan air yang digunakan untuk mencuci itu benar-benar bersih, jangan habis dipakai untuk mandi padusan," terangnya sambil tertawa.

Sayangnya, lanjut Suwardi, banyak masyarakat Jawa yang tak paham dengan hakikat padusan dan hanya sekedar ikut-ikut. Padahal bila dijalankan dengan sungguh-sungguh, sambung Suwardi, bisa menyucikan jiwa dan raga.

"Banyak yang mengatakan tradisi itu bid'ah karena mengaitkan agama Islam dengan paham kejawen. Namun sesungguhnya tradisi itu bermakna lebih mendalam. Sebaiknya kita saling menghormati terhadap orang-orang yang memahami paham kejawen. Itu sebuah tradisi dan kekayaan bangsa. Alangkah indahnya kalau kita saling menghormati tanpa menghakimi," pintanya.


( feb / vit )
Semoga artikel Tradisi Padusan, Menyucikan Raga Menjelang Ramadan bisa menambah wawasan bagi sobat mbudayajawa yang mampir kesini, kalau sobat mbudaya jawa mempunyai cerita tentang tradisi, kesenian, budaya yang terdapat di daerah sobat mbudayajawa bisa langsung di kirimkan ke mengenalbudayajawa@gmail.com

Jangan lupa klik tombol di bawah ini untuk share ke teman-teman dan bersama kita lestarikan budaya kita sendiri agar tidak hilang oleh jaman.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter